GAIRAH YANG PENUH KENIKMATAN DENGAN SEPUPUKU

GAIRAH YANG PENUH KENIKMATAN DENGAN SEPUPUKU

Ini merupakan kisahku sesungguhnya. Dalam cerita dewasa ini saya buat nama- nama tokoh cerita ini dengan nama yang berbeda, sebab saya khawatir orang yang bersangkutan dengan cerita ini mengenali, makanya saya buat demikian. Cerita ini merupakan pengalamanku sesungguhnya yang terjalin dekat bulan Desember 2005 dimana namaku( tokoh) serta tempat kejadiannya kurubah.

Bila terdapat di antara pembaca merasa terbawa dalam kisahku ini saya mohon maaf kepada kerabat/ i. Lebih dahulu saya perkenalkan diriku dahulu. Namaku Santo, wajahku cukup lah. Kata teman- temanku, saya tampan. Itu kata mereka, jika menurutku, saya biasa- biasa saja. Saya anak dari seseorang pejabat. Ayahku bekerja di sesuatu kantor pemerintahan, waktu itu bapak berprofesi selaku wakil walikota.

Cerita ini terjadi sekitar bulan Desember awal, dimana waktu itu saya lagi sendiri di rumah lagi nonton Televisi, seketika saya di kejutkan oleh suara bel berbunyi. Kringg.. kring.. suara bel berbunyi itu membuat saya kaget. Setelah itu saya membuka pintu, saya memandang seseorang wanita berdiri memakai pakaian kaos bercorak putih serta rok mini bercorak hijau hingga ke lutut, mukanya menawan serta enak ditatap mata.

Saya bertanya, Cari siapa dek..? Lalu ia balas dengan bertanya, Benar ini rumah paman Andi..? Saya kaget, sebab nama yang ia sebutkan merupakan nama ayahku. Setelah itu saya bertanya lagi. Adek ini siapa? Ia cuma tersenyum. Senyumannya manis sekali, kemudian saya jawab, Benar, ini rumah paman Andi, sambungku lagi.

Lalu sekali lagi ia tersenyum, manis sekali, membuat hatiku deg deg-an. Saya bertanya lagi, Adek ini siapa ya..? Sembari terseyum ia memperkenalkan dirinya, Namaku Anggi, kata- katanya terhenti, Saya kesini disuruh mama buat mengantarkan sesuatu buat paman Andi.

Oh iyah.. saya sampai tak ingat mempersilakan ia masuk ke rumah. Kemudian kusuruh ia masuk. Silakan masuk, kataku. Saya persilakan ia masuk, Kan ngga enak bicara di depan pintu, apa lagi tamu. Sehabis ngobrol di depan pintu, ia masuk serta duduk di sofa ruang tamu.

Setelah dia duduk, saya mulai bertanya lagi, siapa dan apa hubungannya dengan ayahku. “Jika boleh tau, Adek ini siapa yah..?” “Hihihi..” ia tertawa, saya jadi heran, namun ia malah tertawa. Jika ngga salah, tentu abang ini bang.. Santo yah? sambungnya.

Saya kaget, kenapa ia bisa tau namaku, kemudian saya bertanya, Kok adek tau nama abang? Kemudian ia tertawa lagi, Hihihi.. tau dong. Masa abang ga ingat sama saya? lanjutnya. Saya Anggi, bang. Saya anaknya tante Maria, ucapnya menjelaskan. Saya kaget,.. ah.. jadi adek anaknya tante Maria? kataku.

Saya jadi termangu. Saya baru ingat jika tante Maria memiliki anak, namanya Anggi. Waktu itu saya masih SMA kelas 3 serta Anggi kelas 1 SMA. Kami dahulu kerap bermain di halaman bersama. Waktu itu kami belum ketahui tentang apa yang namanya cinta/ sex lalu kami tidak bertemu lagi sebab waktu itu saya berangkat ke Australia selama 2 tahun.

Sekembalinya dari Autralia saya tidak sempat ke rumahnya sebab padat jadwal kuliah. Kira -kira sudah 3 tahun kami tidak bertemu, hingga saya mahasiswa, saya tidak ingat namanya lagi, saat ini kami berjumpa lagi dan dia menjadi sangat menawan. Kemudian kubertanya kembali menghamburkan lamunanku sendiri, Gimana berita mamamu? tanyaku. Baik jawabnya.

Kemudian ia mengulangi iktikad serta tujuannya. Katanya, ayahku disuruh mamanya untuk ke rumahnya karna mau membicarakan suatu perihal. Kemudian saya balik bertanya dengan penasaran, Kira- kira yang hendak dibicarakan apa sih..? Ia menanggapi sembari tersenyum manis menggoda.

Sembari tersenyum, saya mencermati dirinya penasaran. Seketika ia bicara, abang ternyata ganteng deh, rupanya mama ngga salah bilang. Saya jadi salah tingkah serta wajahku memerah sebab dipuji. Adek ini ada- ada saja pikirku. Setelah itu saya sambung kata- katanya, rupanya tante Maria memiliki anak yang menawan. ia cuma tersenyum saja.

Paman Andi kemana bang? ia bertanya membuka keheningan. Belum kembali dari kantor. jawabku. Hmmm gumamnya. Ya udah deh, titip pesen aja gitu tadi, ya bang! ucapnya. Iya oke dek. jawabku tentu. Jangan sampai lupa yah..! katanya lagi mempertegas. Iya dek.. saya tegaskan lagi. Oke deh.. kalau gitu Anggi pamit dahulu yah.. ngga boleh lama-lama nih.. mama bilang tadi jangan lama. jelasnya.

Pamit yah bang! tambahnya. Oke deh, aku mengiyakan. Hati- hati yah! sambungku semacam cowok- cowok lain pada wanita biasanya. Ia cuma tersenyum menjawabnya, Iya bang. Nah, detik itu jugalah momen itu terjalin. Entah mengapa ia seketika menarik tanganku lalu mencium pipiku.

Bercampur rasa bimbang serta asik di hatiku. Waduh buat apa itu tadi? tanyaku bodoh. Ia cuma tersenyum. Abang ganteng deh, jelasnya sembari melepas pegangan tangannya. Nah, karna menurutku aji mumpung perlu diterapkan, saya menangkap tangannya serta balik mencium pipinya.

Ia jadi kaget serta saya cuma tersenyum saja, memasang wajah innocent yang jauh dari sempurna. Balas dendam pikirku. Sebab kepalang keasyikan serta telah mencuat nafsu. Saya memberanikan diri lagi buat mencium bibirnya mengusik kediamannya karna kaget pada ciuman pertamaku tadi.

Mumpung rumah lagi sepi nih.. pikirku dalam hati. Saya memberanikan diri buat lebih lagi dengan meraba benjolan yang terdapat di dadanya yang terbungkus bra dari luar. Ia mendesah,.. ahh.. hem.. Tonjolannya agak besar jika tidak salah taksir, kira- kira 32b besarnya.

Karna udah sangat bernafsu, serta ego kelelakianku bertambah, hasrat itu juga mencuat. Saya belai badannya lama- lama serta terus menaik hingga ke lehernya. Kubuka pakaian yang ia gunakan sampai terlepas. Serta saya terus meraba bongkongnya yang cukup pula besarnya jika tidak salah taksir dapurnya kira- kira 61. Semacam penyanyi saja, gumamku dalam hati.

Karna tempat kami kurang mendukung, kugendong ia ke kamarku sembari kami berciuman terus. Kurebahkan ia di kasur serta kutindih ia. Kubuka lambat- laun kaos yang ia gunakan serta BH- nya saya buka sampai polos. Terpampanglah di depanku suatu pemandangan yang indah, terlihat buah dada yang sangat indah dengan putingnya bercorak merah ranum.

Saya dengan rakusnya meremas serta mengulum bagian kanan dan kiri. Tanganku dengan aktif terus menjalar ke rok yang ia gunakan. Lambat- laun saya turunkan sampai terbuka semuanya. Saya memandang kodam( kolor, dalam) warna putih dengan berenda bunga. Kubuka pelan-pelan dan hati- hati secara lembut.

Seketika ia menepis tanganku. Jangan bang..! Jangan bang..! ia meminta, namun saya yang telah dirasuki setan tidak ambil pikir. Setelah itu kucium bibirnya serta kuremas kembali gunungnya. Ia terangsang. Kucoba mengulang kembali, kutarik kodamnya( kolor, dalam) perlahan.

Ia tidak menepis tanganku lagi, terus kubuka lalu aku terpana memandang pemandangan yang begitu indah yang tidak dapat dikatakan dengan perkata. Saya menatap kemaluannya yang masih gundul yang cuma dikelilingi dengan rambut yang masih belum rimbun.

Kusibak hutan yang masih agak gundul. Terdapat cairan bening yang keluar dari dalam hutannya. Ia telah terangsang. Kubuka bajuku dengan tergesa- gesa. Pakaianku cuma tinggal kodam( kolor dalam) saja namun penisku( kejantananku) langsung ingin lompat saja, mau mencari sasaran. penisku sudah tidak tahan lagi sehingga saya langsung meraba hutannya.

Kusibak( buka) hutannya serta saya menciumnya. Setelah itu kujilat semacam daging yang keluar dari kemaluannya. Kujilat terus kelentitnya sampai ia meyilangkan kakinya ke leherku. Ahh.. ohh.. yaa.. desahnya. Kumasukan jari tanganku satu serta kukorek- korek dalam hutanya.

Ia terus menjadi merapatkan kakinya ke leherku sehingga mukaku terbenam dalam hutannya. Saya tidak dapat bernafas. Saya terus menghantam hutannya. Hauhh.. ahh.. yahh.. huhhh.. terdengar suara desahnya. Saya terus hirup sehingga mencuat suara yang entah ia dengar ataupun tidak.

Setelah itu kakinya agak melonggar sehingga saya dapat napas dengan leluasa kembali. Saya terus menghirup dalam hutannya. Sehabis puas kubermain di hutanya, kuhisap lagi gunung kembarnya, kiri serta kanan. Bang.. saya udah ngga tahan nih.. udah mau keluar.. desahnya.

Kupercepat lagi hisapanku, ia merintih. Ahh.. oohhh.. yahh.. serrrr.. ia lemas. rupanyanya ia telah klimaks. Kubuka kodamku dan kukeluarkan penisku. Taksiranku, kejantananku kira- kira 18 centimeter panjangnya kalau sudah bangun. Kubimbing kejantananku( penis) ke arah hutannya.

Kugesek- gesekan penisku di liang kelaminnya, kusodok pelan-pelan. Awalnya meleset, tidak masuk. Wah, rupanya ia masih perawan. Kucoba lagi perlahan, tidak bisa juga masuk. Kuberi air ludah ke batang kejantananku supaya tambah licin. Setelah itu kucoba lagi, cuma masuk ujung kepalanya saja, ia merintih.

Aduh.. sakit bang.. sakit.. rintihnya. Saya berhenti sejenak, tidak melanjutkan sodokanku, kukulum lagi gunungnya, dadanya terangkat ke atas. Tidak lama ia terangsang lagi, kemudian kucoba lagi buat memasukkan penisku. Kusodok terus dengan hati- hati kejantananku ke lobang vaginanya.

Sebab hutannya becek akibat klimaks tadi jadi agak licin sehingga kepala kejantananku dapat masuk ia merintih. Aduh.. sakit bang. Tahan dikit yah.. Adekku manis..`ngga sakit kok.. cuman sebentar aja sakitnya bisikku di daun telinganya. Ia diam saja.

Kusodok lagi, akhirnya masuk bagian kepala penisku, terus kusodok agak keras supaya masuk semua. Slupp.. blesss… Ia menggigit bibirnya menahan sakit. Sebab kulihat ia menahan sakit saya berhenti sebentar menunggu ia tidak kesakitan lagi.

Penisku masih terbenam dalam vaginanya, kulihat ia tidak menggigit bibirnya lagi. Kusodok lagi penisku perlahan serta lembut, ternyata ia menikmati serta kembali terangsang. Kusodok terus. Ahh.. auuohhh.. yahh.. terus bang.. pintanya sebab ia teransang hebat sembari mengoyangkan pinggulnya ke kiri kanan.

Ternyata ia sudah tak kesakitan lagi. Terus makin kuat kusodok. Auoohhh.. ahhh.. yahh.. uhhh.. terus bang! kakinya dililitkan ke pinggangku. Ahh.. yaa.. rintihnya lagi, terus kusodok agak keras. Selupp.. selup.. suara penisku keluar masuk, saya pun merasakan ada denyutan dalam vaginanya semacam menghisap( menarik) penisku.

Rasanya tidak dapat dikatakan dengan perkata. Yahh.. aouuhh yahh.. suaraku tanpa sadar karna nikmatnya. Bang.. enak bang. kusodok terus. Uohh.. ahhh.. yahh.. terusss bang! Yahh.. yahh.. ngga tahan nih bang.. ia terus mendesah keenakan, oohh.. yahh aouuhh.. yaa.. i coming.. yes.. terus ia mengerang. Entah apa katanya, saya tidak tau karna saya pun merasakan sedotan ke dalam vaginanya yang sangat nikmat.

Ia meremas kain penutup tilam hingga koyak. Saya terus meyodok terus dan tanpa henti. Aouhhh.. ahhh.. yahh.. yaa.. udah mau keluar nih bang… Slerrrr ia keluar, terasa di kepala penisku. Ia klimaks yang kedua kalinya. Saya terus memacu terus mengejar klimaksku, Yahh.. aouuu.. yahh.. terdapat denyutan di kepala penisku.

Yahh.. ahhh.. saya keluar, kutarik penisku keluar, kuarahkan ke perutnya. Air maniku hingga 3x menyemprot, banyak juga maniku yang keluar, kemudian kukecup keningnya. Terima kasih.. ucapku. Kulihat terdapat bercak darah di sprei tilam, ternyata itu darah perawan nya.

Kemudian kuajak ia membersihkan diri di kamar mandi, ia mengangguk. Kami mandi bersama. Seketika penisku bangkit lagi memandang bongkongnya yang padat serta kenyal itu. Kutarik bokongnya serta kutunggingkan. Kusodok dari belakang. Aduh.. gumamnya sebab masih agak kecil serta masih terasa ngilu sebab baru hilang keperawanannya.

Ia terangsang kembali, kuremas gunung kembarnya, saya berdengus. Ahh.. aouhhh.. yaaa. Crottt.. croottt.. crottt.. kukeluarkan maniku serta ku keluarkan di bokongnya. Kami terus bermain hingga 3 kali. Saya teringat jika sebentar lagi mama akan kembali, kemudian kusuruh cepat- cepat Anggi mandi serta menggunakan pakaiannya.

Kami tersenyum puas. Terima kasih yah bang, saya tersenyum saja serta saya mencium bibirnya lagi dan membisikkan ke telinganya, Kapan- kapan kita main lagi yah! Ia cuma tersenyum serta menjawab iya bang. Sehabis berpakaian serta merapihkan diri, kuantar ia ke depan rumah.

Serta ciuman manis di bibir tidak lupa ia berikan kepadaku sebelum berangkat. Saya cuma bisa memandang ia berjalan menjauh dengan langkah yang agak tertatih karna merasakan perih di selangkangannya. Oh nikmatnya dunia hari ini. pikirku dalam hati sembari menutup pintu.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *